Jumat, 04 Mei 2012


PENGUMPULAN DATA
1. Pengertian Data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta.[1] Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
2. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
1. Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.
2.1 Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data
1. Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.
2. Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.
2.2 Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2, dan lain-lain.
2. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna. Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat dan lain-lain.
2.3 Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data
1. Data Diskrit
Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu pkk sumber ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.
2. Data Kontinyu
Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.
2.4 Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya
1. Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya
2. Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis.
3. Metode dan instrumen pengumpulan data ( Suharsimi , 2005 )
1. Angket
a. Angket ( questionnaire )
b. Daftar Cocok ( check list )
c. Skala ( scala )
d. Inventori ( Inventory )
2 Wawancara ( Interview )
a. Pedoman Wawancara ( Interview guide )
b. Daftar Cocok ( checklist )
3 Pengamatan/observasi
a. Lembar Pengamat(Observation )
b. Panduan pengamatan
c. Panduan Observasi ( observation sheet atau
observation schedule )
d. Daftar cocok ( checklist )
4 Ujian atau tes ( test )
a. Soal Ujian ( soal test atau test )
b. Inventori ( inventory )
5 Dokumentasi
a. Daftar Cocok ( checklist )
b. Tabel
Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau jawaban pertanyaan yang telah dirumuskan. Karena data yang diperoleh akan menjadi landasan dalam mengambil kesimpulan , data yang dikumpul haruslah data yang benar . Agar data yang dikumpulkan baik dan benar . Instrumen pengumpulan datanya pun harus baik .
4. Pengertian Variabel
Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Dengan demikian, variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan. Secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

5. Macam-Macam Variabel
Terdapat dua macam metode yang digunakan dalam menganalisis variable data yaitu :
a. Metode dependen digunakan untuk menelaah ada atau tidaknya hubungan antara dua kelompok variable. Jika seorang peneliti, didasarkan pada eksperimen terkontrol atau beberapa teori yang relevan, menentukan variable –variabel eksperimennya dalam dua kelompok yaitu satu kelompok sebagai variable-variabel independent dan satu kelompok lainnya sebagai variable-variabel dependen, maka tujuan dari metode dependen terhadap data demikian adalah medeterminasi yang aman dari kelompok variable dependen baik secara individu maujpun bersama-sama.
b. Metode independen digunakan apabila pada kelompok data yang ada tidak mungkin dilakukan pemisahan variable-variabel atas kelompok variable independen dan kelompok variable dependen, maka analisis statistic yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi bagaiman dan mengapa variable-variabel berhubungan antara mereka. Metode analisis untuk menganalsis data seperti ini disebut metode interdepen.



Top of Form
Bottom of Form


Metode ilmiah A. Pengertian Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah (Wikipedia). Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Menurut Almack (1939) menyebutkan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatuinterelasi.”[2] Adapun menurut Barnamid (1994:85), “ metode dalah suatu sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu, maka usaha pengembangan metode itu sendiri merupakan syarat mutlak.”[3] Para ilmuwan dan filsuf memberikan pula berbagai perumusan mengenai pengertian metode ilmiah. George Kneller menegaskan bahwa metode ilmiah merupakan struktur rasional dari penyelidikan ilmiah yang disitu pangkal-pangkal duga disusun dan diuji. Harold Titus menyatakan pula bahwa metode ilmiah merupakan proses atau langkah untuk memperoleh pengetahuan. B. Karakteristik metode ilmiah : 1. Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah. 2. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti- bukti yang tersedia. 3. Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula. 4. Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. C. Langkah-langkah Metode Ilmiah 1. Observasi Awal Setelah topik dalam sebuah project peneletian ditentukan langkah pertama yang dilakukan oleh seorang peneliti yaitu mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan project metode ilmiah yang dikerjakan. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan berbagai macam cara baik melalui observasi langsung, pencarian bahan dari buku dan internet atau melakukan wawancara dari sumber yang berkaitan dengan judul project metode ilmiah yang kita buat. Berikut cara yang bisa dikerjakan dalam tahap observasi awal 2. Mengidentifikasi Masalah Dalam tahap ini ketika suatu judul dalam project metode ilmiah telah ditentukan maka seorang peneliti harus dapat mengetahui dimana letak masalah dari suatu judul yang ditentukan sehingga dapat dicarikan solusi dalam penyelesaiannya. Dalam mencari permasalahan maka peneliti harus mengidentifikasi setiap point dalam konsep project ilmiah nya, point permasalahan ini lebih mudah diidentifikasi jika peneleti mempunyai tujuan dan konsep terorganisir dalam project metode ilmiahnya. 3. Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis Setelah masalah di identifikasi tahap selanjutnya yang dilakukan oleh seorang peneliti adalah merumuskan setiap point permasalahan dalam project metode ilmiahnya kemudian merancang hipotesa sehingga permasalahan dari project tersebut mudah untuk dicarikan solusinya. 4. Melakukan Eksperimen Eksperimen adalah hal yang penting dalam metode ilmiah, dalam tahap ini hasil dari uji coba project yang dibuat dapat dinilai, dan dapat di uji sehingga seorang peneliti dapat mengetahui letak kekurangan maupun kelebihan dari project ilmiahnya. Dengan melakukan eksperimen peneliti mendapatkan data yang akurat dan telah teruji kebenarannya. 5. Menyimpulkan Hasil Eksperimen Hasil eksperiman yang telah dikerjakan kemudian disimpulkan, dimana hasil dari kesimpulan eksperimen tersebut bisa digunakan sebagai salah satu data yang akurat untuk pembuatan metode imiah D. Kriteria metode ilmiah : 1. Berdasarkan fakta Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis. 2. Bebas dari prasangka Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. 3. Menggunakan prinsip analisa Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam. 4. Menggunakan hipotesa Dalam metode ilmiah, Peneliti harus dituntun dalam proses berfikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti. 5. Menggunakan ukuran obyektif Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras. 6. Menggunakan teknik kuantifikasi Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk atribut-atribut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai-nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, rangking dan rating E. Unsur – unsur metode ilmiah Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut: 1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran) 2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran) 3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis) 4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)